Tak pernah terbayangkan sebelumnya, bersusah payah dan berusaha meraih sesuatu yang semua orang pun menyepelekan usaha itu. Tidak percaya dengan kemampuanku yang serba pas-pasan ini! Bukankah sakit sekali rasanya? Ya beitulah, mimpi seorang siswa sekolah teknik yang bermimpi masuk Fakultas Psikologi. Namun, karena niat untuk bisa kuliah di tahun ini, maka semangat itu terus kusirami agar tetap bersemi bak bunga mawar mewangi sepanjang hari.

Karena, apa gunanya kawan mendengarkan ocehan mereka semua? Jika hal- hal yang diungkapkan oleh mereka hanya akan menjatuhkan diri ke lubang pesimis. Bukankah hanya diri kita yang mampu merubah nasip? Seperti dalam firman Allah bahwa tidak ada yang bisa merubah nasip suatu kaum melainkan kaum itu sendiri. Maka, tengoklah ke depan dan percayalah dengan janji Tuhanmu. Dimulailah usaha itu, sedikit demi sedikit tapi pasti. Bercampur beraneka ragam kemalasan yang setiap hari tak mau berhenti menghampiri. Tidur.. Bangun, sampai kamar pun tidak lagi berbentuk layaknya sebuah kamar. Belajar dan belajar! Hanya untuk mempersiapkan tes PMDK-Prestasi Universitas Airlangga. Karena telah kupatahkan cita-cita ku sebagai seorang IT Consultant, dan memilih untuk banting stir menjadi Konsultan Pendidikan. Belajar dari nol untuk tes, karena mata kuliah IPS yang diujikan sebagian besar tidak diajarkan di Sekolah Teknik.

Setiap hari, otak ku harus dijejali beratus- ratus kata yang harus kuhafal. Belum lagi dengan sebuah problem klasikku, hari ini hafal besoknya sudah lupa! Hari- hari yang kan kulalui hanya Antropologi, Sosiologi, Geografi, Ekonomi dan sebagainya.

Tepat tanggal 11 April 2010, tes PMDK-Prestasi Unair dilaksanakan. Untuk pertama kalinya aku menginjakkan kaki di Universitas Airlangga dengan naik kereta. Dan disinilah sejarah akan dimulai. Petualangan hebat yang tidak akan pernah terlupakan. Sampailah ke tanggal 11 April, keoptimisan yang sudah lama kupupuk perlahan meleleh menjadi butir- butir pesimis, dan kecemasan. Karena mungkin tidak sampai 10% materi yang aku kuasai untuk menempuh ujian masuk ini. Peserta PMDK-Prestasi yang semula hanya kuprediksi sekitar 500 orang, ternyata lebih dari 1000 orang. Keringat dingin mulai berjatuhan dari wajahku, panas dingin tidak menentu.

Soal pun perlahan kubuka, "TIDAK ADA NILAI NEGATIF", ternyata benar tak ada nilai negatif apabila salah menjawab. Akhirnya satu demi satu soalpun ku jawab. Entah, benar ataukah tidak. Soal Matematika berjumlah 10 nomor, hanya bisa kukerjakan sebanyak 2 nomor saja. Pesimis itu perlahan-lahan terus menguras rasa optimisku. Sampai akhirnya ada seorang teman yang berusaha menghibur, okay-lah aku harus optimis!

Ya.. Optimis untuk tetap menanti pada pengumuman penerimaan mahasiswa baru nanti, di tanggal 14 April 2010. Jarak pengumuman yang hanya berkisar 3 hari dari waktu tes. Hari dimana masih ada Ujian Akhir Sekolah, terpaksa konsentrasiku untuk belajarpun terpecah karena rasa takut, ragu, dan pesimis yang bercampur. Perasaan yang sejak malam sudah mengusik waktu belajarku, pengumuman PMDK Prestasi Unair benar-benar mengusik.

Seusai ujian Wirausaha, kuberanikan diri untuk melihat pengumuman hasil seleksi di Internet. Khawatir, takut tidak lolos seleksi semua bercampur aduk membuatku sangat takut melihat pengumuman seleksi itu. Sejarah baru yang akan menuntutku dalam menggapai sebuah cita-cita. Klik Internet Browsernya... http://pmdk.unair.ac.id kupandangi perlahan, rasa takut itu tidak hilang malah semakin mempercepat irama jantungku. Seiring doaku berucap, tanganku bergerak dan mulai mengetik nomor peserta `220475`, Bissmillah.. Semoga apapun yang terjadi adalah yang terbaik. Aku pun beranjak dari depan monitor, takut sekali dengan pengumuman hasil seleksi itu.

"An,, kamu diterima di S1-Psikologi Unair diusulkan Beasiswa Bidik Misi" kata sahabatku sambil menangis haru. Aku pun tidak percaya dan bergegas melangkah menghampiri layar komputer. Tulisan sejarah itu, tulisan hebat dalam sepanjang sejarahku. Aku diterima di S1-Psikologi Unair. Sujud Syukur kupersembahkan pada-Nya.. Ya Robb... Engkau yang lebih tahu tentang apa yang terbaik bagiku. Engkau kabulkan doaku, dan Engkau lihat usahaku. Karena cita-cita adalah visi yang harus diperjuangkan. Dan hanya kita yang bertanggungjawab atas hidup yang kita jalani! Karena hidup ini memang sebuah perjuangan untuk terus berproses menjadi yang terbaik.

"Bayangkan esok pagimu, semua akan memberimu selamat! Keluargamu, bapak ibu gurumu, teman- temanmu, dan aku!" Terima Kasih Ya Robb... Aku bisa KULIAH!!! J


by Ana Yuliani

Jogjakarta, 14 April 2010