Pertolongan Allah itu tak terkira datangnya!

PERNAH membayangkan bisa duduk sebagai salah satu mahasiswa di sebuah PTN ternama? Mungkin ada yang pernah, atau mungkin juga ada yang masih ragu. Sama kawan! Aku pun pernah mengalaminya, ketika aku pun tak pernah bermimpi menjadi seorang Mahasiswa PTN terlebih tanpa harus mengeluarkan biaya satu rupiah pun. Kemampuan akademikku pas-pasan kawan, bahkan saat di bangku sekolah menengah aku hanya sekali duduk di jajaran siswa 5 besar. Tapi, ketika pertolongan Allah datang!! Hmm, SUBHANALLAH luar biasa nikmatnya! Menembus batas keterbatasan dengan sebuah energi dari Sang Maha Pemberi Energi, dialah Allah penjawab segala keterbatasan hamba-Nya.

Ya kira-kira begitulah awal kisahku, mimpi seorang siswa sekolah teknik yang bermimpi masuk Fakultas Psikologi. “Banting stir pak, dari jurusan Teknik Informatika ke Psikologi Komputerisasi!” jawabku singkat sambil menahan tawa. Mana ada Prodi Psikologi Komputerisasi! Hahaa

Berawal dari sebuah niat yang tak lagi terbendung, saking hebatnya teman-teman sekelasku berhasil membuatku mabuk ingin bisa kuliah. Mulailah kuwarnai sepulang sekolahku dengan mencari PELANGI BEASISWA melalui situs ajaib itu, Google. Beasiswa di PTN, PTS dari lembaga swasta maupun negeri ku libas habis sebagai referensi. Save as to flashdisk! Dan terus kupandang dan kuisi seluruh softcopy formulirnya di komputer manisku sesampai di rumah. Wah, paling tidak kata sebuah operator kita harus Xlangkah lebih maju! Karena tak mungkin juga aku bisa masuk kriteria diajukan sebagai calon mahasiswa berprestasi dari sekolah, jika nilai rapotku saja kocar-kacir seperti itu. Namun, lagi-lagi Allah memberi pertolongan! Jalan A tidak bisa, masih banyak jalan alternatif jika kita mau memanfaatkan momentum (kata trainer-trainer super duper).

Kutemukanlah berbagai beasiswa itu, dan kuajukan persyaratan untuk mendapatkannya. Mulai dari Beasiswa ITB untuk Semua, Beastudi Etos, dan Beasiswa Fellowship Universitas Paramadina. Selain itu juga Beasiswa Bidik Misi Unair, referensi dari seorang teman yang dengan berkobarnya mengajakku mendaftar karena bisa mendapatkan BMU (Bantuan Mengikuti Ujian) sehingga bisa gratisan jalan-jalan ke Surabaya, cita-cita sekalian mampir ke Jembatan Suramadu. Yah, cita-cita itu dimulai dari hal remeh “Aku ingin dapat BMU dan bisa plus2, yaitu jaan-jalan ke Jembatan Suramadu!”. Alhasil ketiga temanku pun memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan hebat itu, karena kami tidak berhasil mendapat BMU. Tapi beruntung, berkat beberapa orang teman akhirnya aku dimudahkan untuk bisa pergi ke Surabaya, lagi-lagi karena Allah memberi pertolongan yang tak terkira datangnya.

Dimulailah perjuangan itu, sejarah besar yang akan membawaku kepada cita-cita yang kuyakini akan jauh lebih baik. Bukankah hanya diri kita yang mampu merubah nasip? Seperti dalam firman Allah bahwa tidak ada yang bisa merubah nasip suatu kaum melainkan kaum itu sendiri. Maka, tengoklah ke depan dan percayalah dengan janji Tuhanmu. Sedikit demi sedikit tapi pasti. Bercampur beraneka ragam kemalasan yang setiap hari tak mau berhenti menghampiri. Tidur.. Bangun, sampai kamar pun tidak lagi berbentuk layaknya sebuah kamar. Belajar dan belajar! Hanya untuk mempersiapkan moment terbesar ketiga setelah UNAS dan Ujian Praktek Kejuruan dalam tahun ketigaku di sekolah menengah, ya.. dialah Tes PMDK-Prestasi Universitas Airlangga. Karena telah kupatahkan cita-cita ku sebagai seorang IT Consultant, dan berniat untuk banting stir menjadi Konsultan Pendidikan. Belajar dari nol, karena sebagian besar mata pelajaran IPS yang diujikan tidak diajarkan di Sekolah Teknik.

Setiap hari, kujejali otak ku dengan beratus-ratus kata yang harus kuhafal. Belum lagi sebuah problem klasik, hari ini hafal besoknya lupa! Hari- hari yang kan kulalui hanya Antropologi, Sosiologi, Geografi, Ekonomi kawan-kawannya.

Tepat tanggal 11 April 2010, tes PMDK-Prestasi Unair dilaksanakan. Untuk pertama kalinya aku menginjakkan kaki di Universitas Airlangga. Dan disinilah kuyakini bahwa sejarah besar telah dimulai. Petualangan hebat yang tidak akan pernah terlupakan. Namun, optimisme yang semula telah terpupuk perlahan meleleh menjadi butir- butir pesimis, dan kecemasan. Karena mungkin tidak sampai 10% materi ujian yang kuasai untuk menempuh ujian masuk ini. Peserta PMDK-Prestasi yang semula hanya kuprediksi sekitar 500 orang, ternyata lebih dari 1000 orang. Keringat dingin mulai berjatuhan dari wajahku, panas dingin tidak menentu. Lagi-lagi hanya pertolongan dari-Nya-lah yang membuatku yakin.

Soal pun perlahan kubuka, "TIDAK ADA NILAI NEGATIF", ternyata benar tak ada nilai negatif apabila salah menjawab. Akhirnya satu demi satu soalpun ku lahap habis. Entah, benar ataukah tidak. Soal Matematika berjumlah 10 nomor, hanya bisa kukerjakan sebanyak 2 nomor saja. Pesimis itu kini lebih punya banyak energi, perlahan-lahan terus menguras rasa optimisku. Sampai akhirnya ada seorang teman yang berusaha menghibur, “Ingat ya An, kita ke sini untuk optimis diterima! Okay?” tegasnya. Dalam hati ku jawab “Ya ya, mungkin memang harus itu jawabanku!”

Ya.. Optimis untuk tetap menanti dan berusaha menerima apa yang ada dalam pengumuman penerimaan mahasiswa baru nanti, tanggal 14 April 2010. Jarak pengumuman yang hanya berkisar 3 hari dari waktu tes. Hari dimana masih ada Ujian Akhir Sekolah, konsentrasi belajarku pun terpecah karena rasa takut, ragu, dan pesimis yang bercampur. Perasaan yang sejak malam sudah mengusik waktu belajarku, pengumuman PMDK Prestasi Unair benar-benar mengusik.

Seusai ujian Wirausaha, kuberanikan diri untuk melihat pengumuman hasil seleksi di Internet sekolah. Khawatir, takut tidak lolos seleksi semua bercampur aduk membuatku sangat takut melihat pengumuman seleksi itu. Sejarah baru yang akan menuntunku dalam menggapai sebuah cita-cita. Klik Internet Browsernya... http://pmdk.unair.ac.id kupandangi perlahan, rasa takut itu tidak hilang malah semakin mempercepat irama jantungku. Seiring doaku berucap, tanganku bergerak dan mulai mengetik nomor peserta `220475`, Bissmillah.. Semoga apapun yang terjadi adalah yang terbaik. Aku pun beranjak dari depan monitor, takut sekali dengan pengumuman hasil seleksi itu.

"An,, kamu diterima di S1-Psikologi Unair diusulkan Beasiswa Bidik Misi" kata sahabatku sambil menangis haru. Aku pun tidak percaya dan bergegas melangkah menghampiri layar komputer. Tulisan sejarah itu, tulisan hebat dalam sepanjang sejarahku. Aku diterima di S1-Psikologi Unair. Sujud Syukur kupersembahkan pada-Nya.. Engkau kabulkan doaku, dan Engkau lihat usahaku. Karena cita-cita adalah visi yang harus diperjuangkan. Dan hanya kita yang bertanggungjawab atas hidup yang kita jalani! Karena hidup ini memang sebuah perjuangan untuk terus berproses menjadi yang terbaik. Lagi-lagi Engkau memberiku pertolongan yang tak terkira datangnya! Terima kasih ya Robb. Dalam heningku aku berdoa, “Semoga aku juga mendapat Beastudi Etos, meski hanya fasilitas asrama dan pembinaan saja yang diberikan padaku sehingga orangtuaku tak lagi khawatir akan kehidupanku di tanah rantau!”

Tiba-tiba, telepon genggamku berdering membuyarkan lamunanku, 1 pesan diterima. “An, aku belum diterima! Kamu gimana?” anganku melambung kepada sebuah kalimat yang dia ucapkan untuk membakar semangatku seusai ujian PMDK usai, “Ingat ya An, kita ke sini untuk optimis diterima! Okay?” Ya Robb... Engkau yang lebih tahu tentang apa yang terbaik bagi hamba-Mu, berikanlah setiap hamba-Mu arti sebuah kesabaran.

by Ana Yuliani
Surabaya, 17 Februari 2012